Mengatasi Fuel Meter Motor yang Ngadat

Sudah hampir dua bulan ini, gue ngerasain ada yang aneh pada indikator bbm di dashboard motor. Lha piye? Kadang jarum indikator menunjuk kan posisi yang ga semestinya. Ketika gue mengisi bbm full tank, jarum penunjuk ogah naik mengikuti level. Begitu juga, kadang jarum masih nongkrong di pertengahan bar, padahal tangki hampir mendekati res.

Indikator bbm yang ngaco inilah yang sudah membuat gue sesekali ngedorong motor. Jiaan patokan jarum sudah tidak pas babar blas:mrgreen: bikin kacau… πŸ˜€

Sampai disini gue ngerasa bahwa mungkin penyebabnya adalah karena circuit plate bbm yang kotor. Asal sampeyan tahu aja, bahan bakar yg kita isikan ke tangki motor, entah itu pertamax, premium dsb sedikit banyak tentu ada partikel partikel halus yang menyertainya. Nah, seiring berjalan nya waktu roda berputar, partikel partikel halus tersebut tentu akan semakin banyak dan mengendap, entah itu didasar tangki atau menempel di ruang ruang sempit dan dalam, tak terkecuali di circuit plate bbm ini.

Nah, gimana sih mengatasi masalah meter bbm yang ngadat ini?

O,ya…sebelum mempraktek kan tips berikut, ada baiknya sampeyan tidak sambil ngudud alias merokok. Bahaya! Sepercik api yg nyemplung di tangki, sudah cukup membuat motor sampeyan kobongan alias kebakaran. Jika sampai terjadi demikian, bisa dipastikan, sampeyan beserta segenap keluarga, tetangga dan handai taulan akan repot berjama’ah. πŸ˜€

Baiklah, langsung saja kita ke tekape…

1. Buka jok motor.

Fuel meter

Kemudian lepaskan kabel di terminal rumah pelampung. Ambil kabel yang sudah dikupas kedua ujungnya. Kemudian sambungkan kedua ujung kabel tersebut dengan kabel pada soket. Putar kontak ke posisi ON. Perhatikan jarum meter pada dashboard. Jika jarum bergerak menuju ke arah spt bahan bakar penuh, berarti properti meter masih sempurna. Kebalikannya, jika diam tak bergerak, berarti meter properti dalam keadaan sakit. Sampeyan perlu cek kabel dan mungkin bongkar dashboard. Langkah ini untuk memastikan masih berfungsi atau tidaknya jarum meter pada dashboard.
Pada kasus motor gue, ketika kedua ujung kabel gue colokin ke soket bbm, jarum di dasbor motor perlahan njengat dengan mantaap. Ini sudah cukup buat gue untuk lanjut ke langkah berikutnya.

2. Bongkar rumah pelampung bbm.

Fuel meter 2 Fuel meter 1

Setelah gue bongkar dan amati dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, ternyata ada plat membran yang patah. Inilah biang keladinya.
Cara kerja alat ini sangat sederhana. Ada circuit plate yang menjadi media, sehingga plat membran yang terintegrasi dengan pelampung bbm akan bergerak mengikuti tinggi rendahnya permukaan tangki. Plat membran ini berjumlah 3 slot, dengan masing masing slot berjumlah 2 kaki.

Pada kebanyakan kasus ngadatnya meter fuel, plat membran ini jarang patah. Paling banter circuit plate yang kotor karena partikel-partikel halus yg ditinggalkan bahan bakar. Tetapi bisa jadi patahnya plat membran ini dikarenakan tekanan berlebihan pada nozzle waktu kita mengisi Β bahan bakar. Waktu mengisi di SPBU yang sudah memakai sistem self service, gue ngerasa dorongan bbm yang mengalir pada nozzle sangatlah kencang. Bisa jadi tekanan semprotan yang keras inilah yang perlahan namun pasti melemahkan atau bahkan mamatahkan plate membran bbm. Bisa jadi…ya bisa jadi… πŸ˜€

Entahlah, kenapa kasus ini menimpa motor gue. Mungkin aja gue kurang amal dan ibadah. πŸ˜€

Setelah melakukan penyelidikan, dan tanya kolega kanan kiri, ternyata harus dilakukan penggantian spare part secara utuh. Sak gombrong gitu alias satu set. Jian apes tenan. :mrgreen: Dan akhirnya, spare part penggantinya sudah sukses gue tebus di bengkel terdekat. Dan masalah pada meter fuel motor bisa teratasi dgn sempurna.

Akhirnya gue bisa bernafas lega. Nyemplak motor kini tak lagi was was karena bensin mendadak habis tak terdeteksi.
Ada yang punya pengalaman mirip mirip ama gue diatas?

Mengatasi Kemacetan, Ini yang Seharusnya Dilakukan oleh Ditlantas Polda Metro Jaya

Macet lagi macet lagi, gara gara si Komo lewat.

Penggalan sebuah lagu anak anak tersebut kadang membuat saya bertanya tanya. Siapakah si Komo itu? Mahkluk seperti apa? Dan celakanya sampai sekarang saya pun gagal paham tentang si Komo itu. Biarlah nanti suatu saat saya tanyakan perihal si Komo kepada sang pembuat lagu.

761160781p

Berbicara tentang kemacetan kadang kita merasa bingung, prihatin, gemes, geli dan segala macam perasaan menjadi satu. Dan di situlah kadang saya merasa sedih. Berbagai diskusi, simposium dan seminar lintas stakeholder sampai saat ini, ternyata gagal menguraikan kemacetan. Para cerdik pandai dan ahli transportasi seakan dibuat tak berdaya menembus betapa ruwetnya problema mengatasi kemacetan ini. Ribuan unit kendaraan baru setiap tahun, selalu siap dan pasti diedarkan di jalan jalan seantero republik ini. Dan pelan tapi pasti, kemacetan dengan segala melodrama yg mengiringi akan terpampang di segenap penjuru negeri. Kemacetan Ibukota sekarang ini memang sudah pada titik mendekati kronis. Dan itu membuat miris, jika faktanya kita sendiri malah cenderung apatis.

Baiklah, tentu kita tidak serta merta mengklaim bahwa gagalnya mengatasi kemacetan hanya disebabkan oleh instansi atau individu tertentu. Ada banyak korelasi yg membuat kemacetan. Secara garis besar sebab utama kemacetan terbagi menjadi tiga faktor.

1. Manusia.
2. Kendaraan..
3. Infrastruktur

Ketiga faktor itulah sebenarnya biang keladi kemacetan selama ini. Jika kita memang benar2 serius ingin kemacetan ini segera terhapus dari muka bumi Indonesia tercinta ini, maka kita harus menyatukan tekat, menselaraskan niat serta menebalkan semangat. Dan ini harus benar2 seriuousss. Tingkat kesungguhan diatas serius, karena akan melibatkan berbagai macam institusi yg sudah pasti membawa kepentingan masing2.

Pendeknya persoalan kemacetan ini harus diuraikan dari hulu hingga hilir. Dan ini perlu langkah langkah imajiner yang revolusioner dan terstruktur. Jika tidak, atau hanya setengah2 maka kita seperti akan menegakkan benang basah.
Pertanyaan nya sekarang darimana sebaiknya perbaikan itu kita mulai?

Jika melihat urutan, maka faktor manusia ada di rangking teratas dari daftar pelaku kemacetan. Diliat dari sudut pandang siapapun individu, maka self development ini sangatlah vital. Ya, kita mulai dari diri kita masing masing. Kita sebagai pengguna dan pemakai jalan, juga instansi2 yg berkaitan dan tak ketinggalan juga Polri. Pendeknya segala lini harus saling introspeksi dan berbenah diri.

Sebagai pengguna jalan, tak lain dan tak bukan adalah dengan cara mematuhi peraturan lalu lintas yang ada. Lain tidak. Pernahkah kita menyadari hal hal konyol yang kita lakukan ternyata berdampak menimbulkan kemacetan? Menyerobot lampu lalu lintas, melawan arus adalah sedikit dari perbuatan egois kita. Celakanya tak sedikit kejadian laka lantas berawal dari pelanggaran aturan lalu lintas. Jika sudah demikian kejadiannya, tentunya akan merugikan kita semua, baik secara materi maupun moril.

Pun demikian dengan Polri. Sebagai alat negara, instansi inilah yang diplot sebagai garda terdepan memangku urusan berlalu lintas warga negara. Di pundak Laskar Bhayangkara inilah segala sendi sendi kehidupan aturan berlalu lintas ditegakkan. Hanya saja…berlindung dibalik semboyan mengayomi dan melayani, kadang hanya ulah segelintir oknum kurang dedikasi, malah menjadikan wajah polri seakan terciderai. Dan ini jelas, reformasi menyeluruh internal mutlak dilakukan. Semoga stigma negatif masyarakat selama ini menjadi pemicu akan kembalinya citra korps menjadi lebih luhur, seperti apa yang di cita citakan oleh Bapak Hoegeng. Sudah seyogyanya pada instansi inilah kita berharap lebih dari sekedar tertib, teratur dan aman.

Infrastruktur juga menjadi salah satu faktor kunci penyebab kemacetan. Kondisi jalan yang tidak rata, bergelombang, lubang menganga serta bekas galian yang tak tertutup sempurna adalah wajah dari jalanan kita. Terlebih disaat musim hujan, sebuah genangan di titik jalan sanggup memacetkan arus lalu lintas ratusan meter.

Lantas apa saja langkah langkah yang seharusnya dilakukan oleh Ditlantas Polri dalam mengatasi kemacetan ini?

Berikut adalah beberapa alternatif teknis dan nonteknis yg bisa di aplikasikan dan (ini yang penting) berbiaya relatif murah jika pembandingnya adalah proyek proyek transportasi massal berdana trilyunan rupiah.

Non teknis

1. Penegakan Hukum.

a

Inilah hal yang harus segera mendapatkan pembenahan secara total. Bukan isapan jempol belaka jika penegakan hukum berlalulintas sekarang ini jauh dari kata tegak. Masih ingat dengan kehadiran sosok fenomenal Andi Wenas dengan Ichiro nya? Bukan tanpa alasan dengan apa yang dilakukan beliau ini. Lemahnya pengawasan petugas membawa konsekuensi bahwa pembiaran demi pembiaran akan melahirkan kebiasaan.

Petugas yang tegas dan tak kenal kompromi adalah jaminan dari ketegakan hukum itu sendiri. Dan yang utama adalah tanpa pandang bulu, personality maupun status sosial. Menyeluruh. Sopir angkot ngetem, parkir liar dan kaki lima adalah masalah urgent yang secepatnya mendapat sentuhan dari penegakan hukum ini. Belum lagi dengan pengendara nakal yang tak memakai helm, berboncengan lebih dari peruntukan dan sederet pelanggaran2 lalulintas. Tidak mudah memang, namun jika di barengi dengan tekat baja, bukan tak mungkin hal tersebut bisa ditanggulangi.

2. Gerakan Disiplin Nasional.

Masih ingat dengan GDN? Ya, setelah mati suri tidak ada salahnya jika gerakan ini dibangkitkan kembali. Kenapa? Kenyataan dilapangan, masih banyak pelanggaran2 yang memicu kemacetan atau bahkan kecelakaan. Pejalan kaki yang menyeberang jalan seenaknya atau trotoar yang alih fungsi. Tentunya anda masih ingat kejadian Charmadi bukan? Pejalan kaki yang menantang bahaya dengan menyeberang bukan pada tempatnya.

Secara birokrasi memang bukan ranah Ditlantas Polri, hanya saja sangat elok jika kebijakan Ditlantas ini terus menerus mendorong Pemda setempat untuk ikut mengambil peran. Pemda bisa menerjunkan Satpol PP untuk mengawasi ranah ini. Tempatkan Satpol PP ini ditempat tempat dimana kemacetan terjadi oleh penyeberang jalan dan lokasi lokasi publik rawan macet.

3. Buku Panduan Keselamatan Berkendara.

buku panduan

Seperti yang sekarang ini kita saksikan, pertumbuhan sepeda motor mengalami peningkatan yang sangat spektakuler. Populasi sepeda motor yang tak terkendali, jelas akan menimbulkan transformasi perilaku di masyarakat. Fenomena kebrutalan geng motor belakangan ini hanyalah sedikit dari ekses negatif yang ditimbulkan. Hal ini jelas selain mengundang keprihatinan juga berpotensi akan masa depan yang suram.

Menurut data AISI, untuk kurun waktu tahun 2014 saja, jumlah sepeda motor yang diproduksi menembus angka 7.867.195 unit. Ini belum termasuk unit yang masih nongkrong di dealer dealer. Jakarta sendiri setiap hari di jejali dengan 4.000 sampai 4.500Β unit sepeda motor baru.

Dan fakta yang kemudian terjadi adalah lahirnya individu individu pendatang baru yang baru bisa naik motor. Dan celakanya, hal ini tidak diiringi dengan pemahaman mendasar tentang norma berlalulintas. Pernahkah kita merasa geli bercampur gelisah, saat seorang ibu yang tidak berhelm dengan sangat percaya diri melenggang di jalan tol beberapa saat lalu? Agaknya kita pun dipaksa maklum, ibu tadi tentunya tidak (belum) tahu aturan berlalu lintas yang benar.

Pertanyaan nya, siapa dan bagaimana mengedukasi masyarakat dan para pendatang baru ini? Adalah dengan mengeluarkan Buku Panduan Keselamatan Berkendara oleh pabrikan sepeda motor. Kenapa pabrikan? Dan bagaimana masyarakat mendapatkannya?
Seperti kita ketahui, bersamaan dengan diterimanya unit kendaraan baru, kita pasti akan menerima buku service, tool standard, helm serta buku panduan kendaraan bersangkutan. Mekanismenya adalah Buku Panduan Keselamatan Berkendara itu wajib disertakan dalam setiap pembelian kendaraan baru.

4. Pembuatan SIM berjenjang.

Sama seperti penerbitan SIM kendaraan roda 4 atau lebih. Hanya saja SIM berjenjang ini diterapkan pada penerbitan SIM C. Seperti kita ketahui SIM C yang kita kenal selama ini tidak mengatur batasan usia pengendara dan cc sepeda motor. Kenapa ini perlu? Tentunya masih segar dalam ingatan kita kasus laka lantas yang melibatkan anak seorang musisi Indonesia yang menewaskan beberapa orang bukan?

Atau kenyataan dijalanan, banyak remaja tanggung yang berkeliaran dengan sepeda motor cc besar? Secara mental, remaja seperti ini belum cakap mengatur ritme emosi. Sifat remaja yang berdarah panas, merasa gagah, enggan mengalah dan belum cukup terbuka wawasan berlalulintas, serta cenderung ugal ugalan. Dan ini berpotensi besar akan terjadinya laka lantas.
Trus, mekanismenya bagaimana?

Buat klasifikasi umur dengan cc motor yang diperbolehkan. Misal, SIM C1 untuk motor dengan cc sampai dengan 149 umur 17-25, SIM C2 untuk motor dengan cc 150-249 umur 26-30 dan SIM C3 untuk umur 31 keatas dengan motor cc 250 keatas.

Teknis.

5. Pembatasan Jumlah Kendaraan

Ini faktor sangat krusial. Suka atau tidak ini kebijakan yang sangat revolusioner dan tidak akan pernah populer. Setelah Pemda DKI menerapkan peraturan pelarangan motor melintas Jalan protokol, kini tak ada salahnya Ditlantas Polri mendorong Pemda DKI untuk kembali mengambil langkah serupa. Dan ini sama sekali bukan pelarangan, hanya membatasi mobil. Ini bukan peraturan balas dendam.

Namun faktanya, pernahkah kita memperhatikan prosentasi mobil yang penumpangnya cuma sopir doang? Walaupun belum ada kajian akurat, namun sepertinya separuh dari jumlah mobil yang beredar dijalan jalan Jakarta adalah mobil dengan minim penumpang. Tak percaya? Buatlah social experiment mengenai hal ini. Ajaklah LSM atau penggiat road safety, catat data pengguna mobil single passenger ini. Dan anda akan mendapatkan data yang mengejutkan. Ironi bukan?, mengingat esensi dari moda transportasi adalah perpindahan orang dan barang.

Jangan lupakan fakta bahwa setiap hari Jakarta diserbu oleh ribuan kendaraan pribadi dari kota kota satelit. Karakteristik mobil yang susah bermanuver dan “makan jalan” nyata benar memiliki sumbangsih potensial membuat kemacetan. Sebuah mobil yang parkir ditepi jalan, sanggup membuat arus lalulintas tersendat.

Ilustrasi dibawah ini semoga sanggup menggedor Pemda DKI untuk menerbitkan PP pembatasan mobil.

public-transport-who-should-own-it-who-should-plan-it-who-should-pay-for-it-4-638

Lantas, bagaimana mekanisme pembatasannya?

5.1. Pemberlakuan 4 in 1 di seluruh jalan utama Jakarta.

Setelah “sukses” menerapkan 3 in 1 di sepanjang Jl. Thamrin, kini aturan tersebut ditingkatkan menjadi 4 (atau 5) in 1, dan ini diterapkan di seluruh jalan jalan utama Jakarta. Ini untuk memaksimalkan jumlah penumpang yang bisa diakomodir oleh mobil. Ini membuat orang tidak memaksakan diri untuk memakai mobil jika sendirian.

5.2. Spesifik.

Pembatasan mobil pribadi berdasarkan plat nomor atau warna. Bisa plat nomor ganjil genap dan warna kendaraan. Misalnya hari Senin mobil yang boleh melintas adalah berplat nomor genap, selasa berplat nomor ganjil. Begitu seterusnya. Terkhusus hari Minggu hanya mobil yang berwarna selain hitam yang boleh melintas. Nyeleneh? Tidak juga. Ingat, pemberlakuan ini lebih masuk akal dibandingkan dengan isu liar pelarangan kendaraan masuk lintas daerah.

5.3. Pajak ekstra progresif

Mengenakan pajak progresif untuk kepemilikan lebih dari satu kendaraan. Dan besarnya pajak kendaraan kedua lebih besar dari pertama, ketiga lebih besar dari kedua, dan begitu seterusnya. Dan juga aturan pajak progresif ini selain menyasar kepemilikan dengan nama, juga membidik kepemilikan dengan alamat identik.

Maksudnya bagaimana? Aturan ini berlaku jika sebuah kendaraan beralamat yg sama walaupun nama pemilik berbeda. Contoh kasus, si A mempunyai kendaraan dengan alamat Jl. Maju Mundur Rt 01 Rw 02 Kel. Untung Terus Kec. Ogah Rugi. (Alamat hanya ilustrasi) Nah, apabila ada pengajuan BPKB dengan alamat spt diatas, walaupun bukan atas nama A, maka akan dikenakan pajak super progresif.

Aturan ini selain menjadikan sebuah pos pemasukan negara juga mempersempit ruang bagi orang yang berkeinginan memperbanyak koleksi kendaraan. Hanya orang orang super kaya yang memandang enteng pajak progresif ini.

5.4. Pembatasan usia kendaraan.

Aturan ini mengatur batasan usia kendaraan yang boleh melintas dijalan. Secara teknis kendaraan tak lebih dari 10 tahun keluaran. Kenapa? Banyaknya kendaraan tahun “tua” yang masih berseliweran bukan tanpa resiko, terlebih minim perawatan. Kadar emisi, mogok, laju tidak optimal adalah hal dimana hanya akan menambah beban jalan. Bagaimana dengan kendaraan “tua” yang masih layak jalan, atau pemiliknya sudah terlanjur sayang? Tentunya akan dikenakan pajak khusus untuk kendaraan lebih dari 10tahun.

Lantas, bagaimana membuang kendaraan “tua”? Sebenarnya bukan membuang, hanya kendaraan tua tersebut dijual kembali kepada pabrikan. Dan pabrikan memberikan potongan harga khusus untuk unit baru. Kenapa pabrikan? Karena pabrikan punya sdm dan teknologi. Dan juga inilah arti sebenarnya dari purna jual. Pabrikan tidak serta merta lepas tangan, setelah ribuan unit kendaraan berhasil terjual. Setidaknya kendaraan “tua” ini masih bisa di remajakan kembali.

5.5. Membatasi jumlah angkot

Mendorong Organda dan Dinas Perhubungan untuk memperketat izin angkot. Bukan rahasia jika angkot ibukota ini selain sebagian armada nya kurang layak juga dari tidak tertib para sopirnya. Naik dan turun penumpang sesuka hati dan berhenti sembarangan. Jelas hal ini menambah panjang daftar pemicu kemacetan. Bagaimana mengatasinya? Hapuskan sistem setoran. Sistem ini hanya akan menjadikan sopir ugal ugalan memburu penumpang dan enggan tertib.

6. Jalur khusus sepeda motor.

7ee4bc1a4c1507c536c2953a0abe50bf

Pernahkah kita mengamati secara spesifik pergerakan sepeda motor dalam dinamisnya arus lalu lintas? Sepeda motor itu berkarakter mobile, lincah, mudah bermanuver, serta tidak makan jalan. Sebagai kendaraan yang mudah bermanuver, sepeda motor selalu memakai ruang sisa yang tidak tercover mobil. Space inilah yang dimanfaatkan sepeda motor sehingga leluasa dan lincah bergerak. Faktanya suka atau tidak, sepeda motor kini menjadi alternatif kendaraan favorit pembelah kemacetan. Dan pada kenyataannya lebih dari separuh populasi kendaraan dijalan adalah sepeda motor. Dan ini memerlukan penanganan khusus dengan membuat lajur khusus sepeda motor.

Kenapa ini penting? Sepertinya sudah seperti menjadi kesepakatan tak resmi kalo sepeda motor mengambil lajur kiri dari badan jalan. Hanya sangat disayangkan, kadang ulah pengendara mobil yang tanpa disadari telah memblokade lajur tak resmi sepeda motor. Hal ini tentu membuat ruang kosong yang seharusnya bisa dilewati sepeda motor. Alhasil sepeda motor yang terhambat, akan berkeliaran mencari space. Menyelip diantara mobil atau bahkan merampas hak pejalan kaki dengan melintas trotoar. Inilah salah satu penting nya fungsi lajur khusus motor.
Agar tak ada pembiaran kebiasaan buruk, dan meminimalisir gesekan gesekan antara pengemudi mobil dan motor. Selain itu juga mempermudah kontrol pengawasan oleh petugas.
Bagaimana penerapannya?
Lewat kajian tim ahli akan menganalisa proporsi lebar ukuran lajur dan instrument pendukung. Siapa saja yang boleh memakai lajur ini? Sepeda motor tentunya dan juga sepeda.

7. Managemet traffic

Sebuah rekayasa arus lalu lintas berdasarkan kebutuhan. Ini untuk menghindari penumpukan kendaraan. Kemacetan terjadi biasanya pada jam jam dimana aktifitas orang sedang dalam puncaknya. Misal, jam masuk kerja atau masuk sekolah dan jam pulang. Dan hal ini bisa saja melahirkan gagasan buat para pengusaha untuk melambatkan para pekerja kantoran satu jam dari yang semestinya, agar tidak bentrok dengan agenda anak masuk sekolah.

7.1. Angkutan Peti Kemas Malam Hari.

truk peti kemas

Pernahkah kita berfikir mendalam tentang angkutan barang super jumbo ini? Dengan badan ekstra besar, ternyata menyimpan potensi bahaya di dalamnya. Pernahkah kita menyadari betapa berat “mengendalikan” monster jalanan tersebut. Butuh fisik prima, kemampuan kelas tinggi dan segudang pengalaman ribuan kilometer. Ditambah secara psikologi, betapa “stress” nya pengemudi kontainer ini, jika dihadapkan dengan kondisi lalulintas yang semrawut. Titik atau area blind spot menjadi pertaruhan sang pengemudi. Kenapa? Jarak jangakauan dan pandangan pengemudi sangatlah terbatas. Mereka akan susah melihat manuver dari kendaraan di samping dan belakang. Dan ini sangatlah beresiko. Kejadian laka lantas, motor masuk kolong truk ini sudah sering terjadi.

Dengan dimensi lebar dan panjang beberapa kali lipat dari mobil pribadi dan puluhan kali lipat dari sepeda motor, kendaraan ini mutlak “makan jalan” yang berakibat kemacetan. Isu utama dari point ini adalah faktor keselamatan dan minimalisir potensi kemacetan.

7.2. Normalisasi lampu lalu lintas.

timer-traffic

Meninjau dan setting ulang durasi lampu pengatur lalulintas. Dibeberapa titik lokasi, ada traffic light yang durasi warna hijau terlalu cepat berganti. Baru beberapa kendaraan berjalan sudah berganti merah. Alhasil terjadilah penumpukan kendaraan. Pun juga ada lampu pengatur yang waktu nyala hijau nya lama, sedangkan kendaraan yang melintas cenderung lengang, namun pada arus yg berlainan kendaraan begitu padat.

Dan setiap lampu pengatur lalin wajib dilengkai dengan timer countdown. Display angka penghitung mundur dari setiap peralihan warna lampu. Ini penting. Agar pengendara bisa menyesuaikan diri dari pergerakan lampu timer ini. Jika masih hitungan lama, pengendara bisa sejenak melemaskan otot otot atau bahkan membalas sms. Bahkan ada beberapa lampu pengantur lalin ini menunjukkan gagal fungsi. Peralihan warna lampu lalin kadang tidak safety. Mengapa? Dari lampu hijau menyala yang berarti kendaraan harus jalan, secara mendadak berganti merah. Ini berbahaya. Kendaraan yang sedang melaju kencang akan melakukan rem mendadak. ProsedurnyaΒ memang ada warna sebagai warning (kuning) dulu sebagai tanda peralihan warna hijau ke merah. Pendek kataΒ normalisasi dan additional instrument dari lampu lalu lintas ini wajib dilakukan secara menyeluruh.

7.3. Relokasi loket pembayaran tol.

Pengelola jalan tol hendaknya memperhatikan betul akan hal ini. Sering kemacetan terjadi karena antrian kendaraan di depan loket tol. Sedangkan loket pembayaran tol sangatlah dekat dengan jalan yang bersinggungan dengan jalan non tol. Alternatif yang bisa diterapkan adalah menempatkan loket di pintu keluar tol, bukan di pintu masuk. Atau bisa saja di coba di tengah tol sebelum rest area misalnya.

Itulah beberapa alternatif yang mungkin bisa menjadi pertimbangan Ditlantas Polri. Sinergitas antar lini mutlak dilakukan secara massive karena akan menjadi faktor kunci penentu. Polri yang ditunjuk sebagai alat negara, mengemban tugas maha luhur, dimana segala harapan akan tertib dan aman nya berlalu lintas kita nantikan. Di pundak Laskar Bhayangkara inilah disematkan amanat masyarakat agar terciptanya lalulintas yang bermartabat.

Pada akhirnya semua kembali ke kita. Bagaimanapun canggih dan mutakhir nya sebuah sistem, tanpa didukung oleh sumber daya pelaksana dan pelaku yang bermutu, akhirnya hanya menjadi sebuah retorika belaka. Pertanyaan sederhana, mau dan sanggupkah kita mematuhi dan menjalankan sistem tersebut?

Pungkasan…mari kembali menemukan jati diri sebuah bangsa yang berharga diri. Bangsa yang (konon katanya) beradab dan berbudi pekerti. Sudah bosan kita mendengar berbagai tragedi. Risih kita menyaksikan sesama pengguna jalan saling sumpah serapah dan caci maki. Jenuh rasanya kita melihat perilaku keras hati dan arogansi. Tertib berlalu lintas hanyalah salah satu dari sekian indikasi dari masyarakat yang cinta negeri. Individu individu yang disiplin adalah cerminan karakter sebuah generasi. Tak selamanya akan kelabu, selagi masih ada putih. Berbekal niat dan kemauan tinggi di setiap lini, tentu segala keruwetan jalan raya selama ini bisa teratasi.

Semoga.

*) ilustrasi gambar diambil dari Google seraching

Langkah Mengurus Surat Pindah Domisili

“Mohon orang tua siswa untuk hadir ke sekolah”.

Kurang lebih begitulah bunyi surat edaran dari sekolah anak saya. Sudah beberapa kali saya mendapatkan undangan dari sekolahan, namun kali ini edaran tidak mencantumkan keperluan dan maksud undangan. Jelas membuat saya dan nyonya merasa bertanya-tanya. Dan seperti biasa, nyonya lah yang pantas dan layak memenuhi undangan tersebut. Kenapa? Seharusnya memang saya sebagai bapak lah yang berkewajiban, karena saya termasuk biang keladi hadirnya anak saya ke dunia ini. Namun urung, saya merasa sungkan di kerumuni oleh ibu-ibu satu kelas. Saya pernah dengan percaya diri tinggi, mengambil jatah nyonya untuk hadir ke sekolahan dalam rangka mengambil raport. Saya membayangkan bisa berbaur dan sekedar bertukar sapa dengan para bapak-bapak sekelas. Tapi apa yang terjadi? Saya seperti berada di sarang penyamun. Semua yang hadir adalah ibu-ibu. Dan ajaibnya untuk pertama kalinya, saya merasakan bahwa saya tampan. πŸ˜€ Dan semenjak itu saya kapok. πŸ˜€

———————————————————-

“Ayah ini gimana sih?, kan udah dibilang dari kapan tau, kita urus surat pindah!. Sekarang kalau sudah begini, gimana coba?!”

Bombardir pernyataan sang nyonya kepada saya begitu sampai di rumah. Saya geli dalam hati, kalau nyonya lagi begini, saya membayangkan yang saya hadapi adalah Ibu Subangun. Tokoh antagonis dalam serial drama TVRI Keluarga Rahmat. πŸ˜€ Gile…itu drama sukses mencengkeram pikiran saya sejak bocah. Tapi untunglah, sekejap saya bisa menetralisir keadaan. Saya sodorkan segelas air dingin, setelah sebelumnya gelas itu saya cium lama seperti dalam film India. Dan mujarab. Berangsur-angsur nyonya pun telah pulih kesadaran nya. πŸ˜€

———————————————————-

Saya akhirnya maklum dan paham, alasan mengapa istri saya mendadak jadi error. Ternyata, untuk masuk ke SMP, anak akan diarahkan ke sekolah terdekat dengan domisili keluarga. Rayonisasi. Celakanya Kartu Keluarga saya masih ter register di Kecamatan Tambora, sedangkan sudah tiga tahun saya sekarang ini berdomisili di Kecamatan Cengkareng. Terbayang oleh saya, antar jemput anak dari Cengkareng Tambora? Belum lagi jadwal kerja saya, pasti menyesuaikan dengan keadaan. Mendadak saya merasa masuk angin dan mules. :mrgreen: Belum lagi tentang psikologi anak, yang berhadapan dengan teman yg semuanya baru. Kebangetan banget ya saya. Saya merasa bersalah banget. Suer. 😦 Awalnya saya pikir, nanti aja lah…repot lah, mesti urus ini itu, spt balik nama kendaraan dsb. Namun cepat atau lambat, saya toh tetap harus pindah domisili. Awalnya saya bermaksud memakai jasa seorang kawan untuk pengurusan surat-surat, namun dari telik sandi dan penyelidikan serta tanya kolega kanan kiri, perihal makin membaiknya alur birokrasi, saya merasa tertantang dan hendak mengurusnya sendiri. Dan petualangan saya pun dimulai. πŸ˜€

——————————————————

I. Meminta surat pindah domisili.Β 

Dalam hal ini, yang mengeluarkan adalah Kelurahan, dengan tembusan sampai Kotamadya/Kabupaten. Karena domisili saya masih satu Kabupaten / Kotamadya (Jakarta Barat), maka proses surat pindah cukup di tingkat Kecamatan.

Lha trus caranya bijimane?

1. Mendatangi Ketua RT.

Minta surat pengantar dengan keterangan pemohon hendak mengajukan surat pindah. Siapkan uang tinta seikhlasnya. Kan ga enak, apalagi kalo kita di sediain kopi segala. πŸ˜€ Ceban noban masih cengli lah πŸ˜€ Proses ini memakan waktu fluktuatif, tergantung kita kenal baik/ akrab apa ngga. Lha kalo kebetulan kita kenal akrab, kan bisa keasyikan ngobrol. Ya ga?! πŸ˜€

2. Mendatangi Ketua RW.

Keperluan minta tandatangan sebagai pelengkap surat pengantar. Disini diperlukan juga salam tempel seikhlasnya. πŸ˜€

3. Mendatangi Kelurahan.

Berbekal surat pengantar dari RT, saya bergegas mendatangi Kelurahan. Saya sudah siapkan KK asli, KTP asli suami istri. Pokoknya asli lho, dan juga copy an nya. Nah, di Kelurahan ini KTP asli kita akan di lubangi sebagai tanda KTP sudah tidak berlaku lagi. Selanjutnya KTP yg sudah dilubangi petugas, diserahkan lg sebagai lampiran surat pindah. Sebenarnya dalam step ini proses bisa cepat selama Pak Lurahnya ada di tempat. Saya beruntung, karena kebetulan Pak Lurah sedang tidak melakukan kunjungan.

4. Mendatangi Kecamatan.

Setelah surat pindah dari Kelurahan saya dapatkan, saya diarahkan petugas untuk datang ke Kecamatan Tambora. Validasi dari Pak Camat. Tanda tangan gitu. Nah, apesnya saya kali ini, Pak Camat sedang blusukan entah kemana. Alhasil saya datang lagi keesokan harinya.
Dan surat pindah sudah berhasil saya dapatkan.

——————————————————————

II. Membuat KK dan KTP baru.

Membuat KTP baru

Tak menunggu waktu lama lagi, saya mencoba lagi petualangan menembus birokrasi negeri ini. Gimana rasanya? Kesimpulan nya saya quote dalam akhir artikel ini. O,ya surat pindah ini ada masa berlakunya lho. Sebulan. So, baik baik saja memanfaatkan waktu. Trus langkah selanjutnya gimana?

1. Mendatangi Ketua RT.

Setelah saya mendapatkan surat pindah dari domisili yang lama, saya datang ke Ketua RT dimana saya tinggal sekarang. Meminta surat pengantar untuk keperluan membuat KTP baru. Berhubung Ketua RT ini baru dilantik, saya merasa belum akrab, jadi tak perlu berlama lama, saya utarakan maksud dan tujuan. Dan surat pengantar pun siaap. Tak lupa saya selipkan ceban dalam salaman tangan dengan Pak RT. πŸ˜€

2. Mendatangi Ketua RW.
Validasi alias tandatangan dari RT rasanya belum cukup. Dan Ketua RW lah penuntas registrasi surat pengantar ini. Singkat kata, dan terjadilah ceban dalam salaman lagi πŸ˜€

3. Mendatangi Kelurahan.

Berbekal surat pengantar RT, saya dan nyonya (sebagai pemohon KTP baru) mendatangi Kelurahan dimana saya tinggal. Dalam hal ini Kelurahan Kapuk. Setelah menyerahkan berkas surat pindah dari domisili asal, kami disuruh mengisi formulir pembuatan KTP baru. Setelah menunggu beberapa saat, kami pun dipanggil untuk sesi pemotretan. Setelah sebelumnya tanda tangan dalam pen tablet mini. Jebret. Selesai? Sampai disini kami pikir KTP udah bisa di tunggu jadi. Namun seperti bisa menebak pikiran kami, petugas dengan yakin mengatakan, “Pak, besok datang lagi, ambil KTP” Oooo…kami berdua pun pulang.
Keesokan harinya saya datang lagi ke Kelurahan. Pucuk dicinta ulam tiba, KTP baru saya sudah jadi. Namun mendadak saya tercenung, visual KTP baru saya kok masih edisi lama yg belum e-KTP. Iseng saya tanya petugas, “Pak, ini belum e-KTP ya?” “Ga apa apa pak, tetap berlaku” Wah, piye iki?! Yo wis lah, toh KTP ini dikeluarkan oleh instansi berwenang, pikir saya melegakan hati.

————————————————-

Membuat Kartu Keluarga Baru

1. Mendatangi Ketua RT.

Awalnya saya pikir, ribet banget sih? Kenapa ga sekalian buat surat pengantarnya? Selidik punya selidik, untuk pembuatan KK baru harus berdasarkan KTP. Jadi oleh petugas Kelurahan, saya diminta untuk membawa surat pengantar dari Ketua RT lagi, kali ini dengan keperluan pembuatan KK baru. Singkat kata saya dapatkan juga surat pengantar RT itu.

2. Mendatangi Ketua RW.
Seperti proses sebelumnya dalam surat pengantar. Yaitu tanda tangan Ketua RW.

3. Mendatangi Kelurahan.

Dengan langkah pasti, saya mendatangi Kelurahan. Setelah menyerahkan berkas, saya pun menunggu dalam antrian hingga nama saya dipanggil. Dengan cermat petugas mengecek kelengkapan berkas para pemohon. Hingga tibalah nama saya dipanggil. Dan alangkah terkejutnya saya, ketika berkas saya kurang lengkap. Petugas menyatakan untuk melengkapi berkas dengan Akte Kelahiran anak. Tak ayal, saya pun bergegas pulang, mengambil dokumen yang diminta. Untunglah, rumah saya tak begitu jauh dengan kelurahan. Dengan tergopoh-gopoh saya pun menghadap petugas terkait. Setelah meneliti sekali lagi, petugas pun berkata, “Pak, datang lagi 14 hari kemudian”. Maaakkkk…lama kali, pikir saya. Apa boleh buat saya pun menjawab, “Baiklah, pak. Terima Kasih”. Saya menjabat tangan petugas, dan berlalu.
Dalam perjalanan pulang, saya bergumam…bagaimana jika KK ini diperlukan secepatnya? Dengan waktu dua pekan processing, untuk selembar Kartu Keluarga, rasanya bisa dipersingkat. Terpantik imajinasi nakal saya, dengan jeda waktu 14 hari sesuatu negosiasi atauun deal deal terselubung bisa saja terjadi. Hmm…tapi saya tetap berbaik sangka dan membiarkan proses ini berlangsung sewajarnya. Hingga dua pekan kemudian saya pun datang lagi ke kelurahan. Berbekal secarik kertas verifikasi pengambilan KK, saya mendatangi petugas. Dan KK baru saya sudah ditangan. Horee… Selesai?! Ternyata belum.

4. Mendatangi Ketua RT.

KK baru saya perlu validasi dari Ketua RT. Dan sepertinya Pak RT sudah mulai bosan melihat wajah saya. Tapi biarlah, untuk secoret tandatangan KK, Pak RT ini sungguh penting. Dan salaman tempel pun terjadi lagi. πŸ˜€

5. Mendatangi Kelurahan (lagi)

Hah?! Apa lagi?! Setelah KK sudah bertanda tangan saya dan berstempel Ketua RT, saya diharuskan datang lagi ke Kelurahan untuk minta tandatangan Lurah. Celakanya, Pak Lurah hari itu sedang tidak ada ditempat. Alhasil, oleh petugas saya di arahkan untuk datang esok hari, setelah menyerahkan KK saya. Dan saya pun pulang.
Dan keesokan harinya saya pun sudah menimang Kartu Keluarga baru saya. Sebelum saya benar benar meninggalkan Kelurahan, saya berjabat tangan dengan petugas seraya berkata, “Berapa pak?” Seperti terkaget, petugas pun berkata, “Bapak coba baca tulisan itu” seraya menunjuk sebuah papan sambil tersenyum. Aah, saya lupa mendokumentasikan tulisan yg dimaksud. Tapi kurang lebih begini…”Segala pengurusan KTP dan KK tidak dipungut biaya”. Dan saya pun pulang dengan wajah cerah.

KTP 2KTP KTP 1

——————————————————————

Terlepas dari waktu proses penerbitan dokumen, inilah birokrasi resmi yang kita dikehendaki. Birokrasi yang melayani. Dan yang jelas, tanpa retribusi. Ini birokrasi yang dihasilkan dari upaya transparansi, dan semoga saja tidak setengah hati. Walau tak menutup kemungkinan masih setengah jadi, namun birokrasi bersih bukan mimpi, selagi masih ada niat berbenah diri.

—————————————————————

Pungkasan, kesempurnaan hanya milik Sang Pencipta, namun sistem yang baik dan bermartabat tetap harus diupayakan. Semoga artikel ini bermanfaat buat para pembaca sekalian, terlebih buat sampeyan yang kebetulan bermaksud mengurus pindahan.
Salam tempel. πŸ˜€

Streaming Youtube Gratis via Blackberry…Begini Caranya.

Youtube. Siapa sih netter yang tak kenal situs ini? Yah, inilah situs sharing video terbesar dan terpopuler sejagat maya. Beragam video lengkap tersedia. Kita bisa mencari video tutorial cara memasak kangkung, ataupun melihat film kingkong πŸ˜€ Pendeknya situs ini menyajikan segala macam file visual sesuai keinginan kita.

Dan tentunya smartphone yang kita pakai, memerlukan paket data internet untuk tersambung ke situs youtube. Lain platform, lain provider tentu lain pula jenis dan macam koneksinya.
Kali ini gue kasih tips hemat, agar streaming video di youtube tetap lancar jaya dan so pasti gratis, terutama bagi pengguna Blackbery.

Bagi user bebe yang terkoneksi via wifi tentunya tak menjadi kendala. Menjadi masalah jika paket internet dalam bb adalah paket hemat. Seperti kita maklum, paket hemat pada bb memang tidak mengusung fitur streaming. Fasilitas streaming hanya ada dalam paket unlimited. Paketnya orang kaya dan mampu πŸ˜€ dan celakanya gue sendiri tidak termasuk golongan nya. Nah, bagaimana cara mengakalinya, sehingga kita bisa beryutub ria tapi masih dalam paket hemat?

Ini triknya:

1. Pastikan sampeyan berada dalam masa paket data internet aktif.

2. Cek dulu pulsa sampeyan. Ini penting untuk memastikan bahwa streamingan sampeyan tidak menyedot pulsa. Tragis dan fail banget kan, kalo keasyikan yutuban lha malah pulsa tekor. :mrgreen:

3. Pastikan sampeyan berada dalam lokasi yang strong signal. Sinyal kuat pada bb ini ditandai dengan ikon 3G yang full bar. Ini penting agar prosesi streaming tidak mengalami buffering alias putus putus. Percaya atau tidak, streamingan yg lelet dan putus-putus disinyalir cepat meningkatkan kadar esmosi dan membuat tensi darah naik. :mrgreen:

4. Masuk ke situs youtube. Klik file yang diinginkan.

5. Setelah kita mendapatkan file terpilih, perhatikan dengan cara seksama pada address bar. Β Setiap file pada youtube selalu ditandai dengan kode. Nah,Β ini point pentingnya…disini kita hanya mengakali provider dengan melakukan perubahan pada kode kode tersebut agar menjadi alamat situs seperti kita browsing pada umumnya.Β Sebagai ilustrasi, saya menggunakan file video Metallica. Cekidot ilustrasi dibawah ini.

bb bb 1 bb 2 bb 3

6. Setelah percobaan berhasil, alangkah lebih baiknya sampeyan close dulu youtube sampeyan. Kemudian cek kembali pulsa sampeyan. Jika nominal pulsa tetap sama sebelum sampeyan streamingan, sampeyan telah berhasil dengan sempurna. Namun jika ternyata pulsa sampeyan tekor, ulangi langkah diatas dan selalu tingkatkan amal dan ibadah sampeyan.

Pungkasan…Β selamat ber yutub ria. πŸ˜€

Ini yang Seharusnya Dilakukan oleh Produsen Sepeda Motor.

Kebutuhan akan sistem transportasi massal yang murah, efisien dan tepat waktu, hingga kini masih tetap menjadi impian dan angan angan. Disaat program Pemerintah tentang sistem transportasi massal yang seakan jalan ditempat, pabrikan sepeda motor telah dengan jitu memanfaatkan celah. Setiap tahun produksi sepeda motor terus merangkak mengalami peningkatan. Menurut data AISI, untuk kurun waktu dua tahun belakangan ini saja, total penjualan sepeda motor mencapai 14.860.016 unit. Angka yang akan diprediksi meningkat dari tahun per tahun, jika tidak dibarengi dengan kebijakan pemerintah tentang pembatasan jumlah sepeda motor.

Setiap pabrikan terlihat giat dan gigih menggelontorkan serta memasarkan aneka produk produknya. Bisa dikatakan setiap pergantian tahun, pasti ada pergantian jenis motor. Selera konsumen yang universal, nyata betul direspon pabrikan dengan cermat dan seksama. Kini varian motor tak ubahnya seperti menu warung makan. Komplit. Sampeyan ga suka pecel, ada pilihan opor ayam. πŸ˜€ Motor pun begitu. Segala jenis serta peruntukan lengkap tersedia. Yang ga suka bebek, sila pilih motor batangan atau metik. Itupun masih dibagi beberapa sub type. Jenis bebek pun terdiri dari beberapa type dan cc. Mumet kan?!

Kini motor bukan hanya sebagai alat transportasi primer selayaknya kebutuhan yang urgensi. Pelan tapi pasti, motor juga sebagai media gengsi bahkan pamer diri. Bukan rahasia lagi jika dalam dunia permotoran, terjadi user classification. Penggolongan berdasarkan kebanyakan para pengguna motor. Sampeyan tentu pernah dengar istilah: motor bapak-bapak, motor abege, motor anak muda, dan semacamnya kan?! Ini (walau bisa dibantah) yang sedikit banyak melahirkan dualisme keinginan. Alhasil, tak jarang seseorang bisa memiliki lebih dari satu motor. Dan kini siapapun bisa naik motor, tanpa batasan umur dan gender. Terlebih di jaman emansipasi modern sekarang ini, tidak heran dan lumrah jika kita mendapati beberapa wanita pun menyemplak sang kuda besi.

Populasi sepeda motor yang tak terkendali, jelas akan menimbulkan transformasi perilaku di masyarakat. Fenomena cabe cabean dan kebrutalan geng motor belakangan ini hanyalah sedikit dari ekses negatif yang ditimbulkan. Hal ini jelas selain mengundang keprihatinan juga berpotensi akan masa depan yang suram. Bukan tentang individu bersangkutan, dalam konteks yang lebih luas menyangkut sebuah generasi. Generasi yang sudah seyogyanya kita proteksi dari semua hal degradasi. Itupun kalo kita masih peduli.

Pun dalam berlalu lintas. Menyerobot traffic light, merampas trotoar, lawan arah adalah pemandangan lumrah belakangan ini. Pelanggaran berlalu lintas seperti sudah menjadi kebiasaan baru. Karut marut kehidupan jalan raya semakin runyam ditambah dengan minimnya penegakan hukum oleh aparat. Laskar Bhayangkara yang diplot sebagai garda terdepan seakan dibuat tak berdaya. Sudah selaksa kejadian demi kejadian, peristiwa demi peristiwa yang menimbulkan lara dan nestapa. Sejenak kita perlu merenung akan sebuah fakta yang tak terbantahkan yakni prosentasi kematian dari sebab kecelakaan berlalu lintas adalah PEMBUNUH TERBESAR dan menduduki ranking teratas. Bukan kanker atau masuk angin. Pilu mendengarnya, bukan?!

Video berikut ini mungkin bisa memberi kita banyak pelajaran berharga

Berbagai seminar, simposium dan diskusi lintas stakeholder sudah sering dilakukan guna mereduksi angka petaka dijalan raya. Bermunculanlah klub serta organisasi yang secara massive menyebarkan virus keselamatan berlalulintas. Langkah positif dari semua pihak ini tentunya harus kita apresiasi tinggi, walaupun kalo boleh jujur belum sepenuhnya menyentuh akar rumput. Masyarakat lapisan bawah sebagai mayoritas dari problematika kompleks.

Kini sejuta pertanyaan pun menggunung. Apakah para cabe cabean itu paham kalo cenglu (bonceng telu) itu salah? Apakah pemotor itu mengerti jika tak pakai helm itu juga salah? Apakah biker yang biasa ga menyalakan lampu sein saat belok itu tahu kalo itu salah? Apakah para pelawan arah itu mengerti kalo hal itu membahayakan? Bagaimana jika mereka melakukan aneka pelanggaran itu didasari karena ketidaktahuan mereka? Naif bukan?! Dan semua pertanyaan apakah itu akhirnya mengerucut menjadi…Siapakan yang pertama seharusnya mengedukasi masyarakat tentang cara berkendara yang baik?

Produsen motor. Ya, inilah unit pertama yang seharusnya memberi “pendidikan” keselamatan di jalan raya.

Lha, caranya bagaimana? Mendirikan sekolah khusus? Bukan! Memberikan pelatihan safety riding secara kontinyu? Bisa iya, tentu juga bukan!

Cara yang efektif dan klik adalah dengan mengeluarkan Buku Panduan Keselamatan Berkendara.

buku panduan

Mengapa justru produsen motor?

Tentu kita tidak bisa serta merta mengatakan biang keladi dari keruwetan berlalu lintas berasal dari salah satu lembaga tertentu. Ada masyarakat umum sebagai pengguna, kepolisian sebagai penegak dan kemenhub sebagai pengelola jalan raya. Kemenhub pun kalo tidak salah pernah mengeluarkan buku panduan seperti yang dimaksud. Saya juga pernah membaca Buku teori ujian sim terbitan Polda Metro Jaya yang sebagain materinya memuat tata cara berkendara yang aman. Pertanyaan nya…apakah masyarakat umum sebagai konsumen tahu? Kalaupun tahu buku itu, dimana bisa mendapatkannya? Keterbatasan daya jangkau instansi inilah yang ditengarai sebagai sumber dari “kebodohan” masyarakat.

Draft dan materi dari buku itu disusun tentu melibatkan instansi terkait, karena selain berisi teknik berkendara yang benar juga memuat pasal pasal penegakan. Lha, terus masyarakat mendapatkan buku itu caranya bagaimana?

Seperti kita ketahui, bersamaan dengan diterimanya unit kendaraan baru, kita pasti akan menerima buku service, tool standard, helm serta buku panduan kendaraan bersangkutan. Mekanismenya adalah Buku Panduan Keselamatan Berkendara itu wajib disertakan dalam setiap pembelian kendaraan baru. Sebagai media edukasi dan pemahaman berkendara yang langsung sampai ke khalayak umum. Dengan demikian masyarakat akan lebih leluasa memahami aturan cara berkendara yang benar. Kenapa mesti buku? Sebab buku setiap saat kita bisa membaca dan mempelajari isinya secara berulang-ulang. Suatu hal yang dilakukan secara berulang-ulang akan melahirkan kebiasaan. Dan bukan tidak mungkin kitapun bisa menularkan dari apa yang kita baca kepada orang terdekat kita. Penambahan pengetahuan serta penegasan, kita bisa mengikuti seminar, simposium dan diskusi seputar safety riding.

Jika Buku Panduan itu bisa di realisasikan oleh tiap-tiap pabrikan, besar harapan kita akan perubahan baru paradigma masyarakat tentang berlalu lintas. Tentu dengan ringan dan tulus hati kita berikan standing applause dan angkat topi buat para pabrikan motor. Ini bukan tentang romantisme balas budi. Ini hanya sebentuk emphatic morality dari pabrikan kepada konsumen. Terlebih regulasi otomotif nasional yang cenderung memberi ruang kepada pabrikan untuk ekspansi produk, rasanya tidak berlebihan jika kita para pengguna sepeda motorpun berhak mendapatkan pembelajaran berlalu-lintas yang benar secara komperehensif.

Pungkasan…mari kembali menemukan jati diri sebuah bangsa yang hakiki. Bangsa yang (konon katanya) beradab dan berbudi pekerti. Sudah bosan kita mendengar berbagai tragedi. Risih kita menyaksikan sesama pengguna jalan saling sumpah serapah dan caci maki. Jenuh rasanya kita melihat perilaku keras hati dan arogansi. Tertib berlalu lintas hanyalah salah satu dari sekian indikasi dari masyarakat yang cinta negeri. Individu individu yang disiplin adalah cerminan karakter sebuah generasi. Tak selamanya akan kelabu, selagi masih ada putih. Berbekal niat dan kemauan tinggi di setiap lini, tentu segala keruwetan jalan raya selama ini bisa teratasi.

Semoga.
#keep safety and be smart driver

*inspired from suara lantang dari solo*Β 

Begini Cara Instal Downgrade Dari Windows 8 Ke Windows XP

Mumet sirahe. Mungkin itu kalimat yang tepat untuk menggambarkan bagaimana perasaan gue saat itu. Galau. Kerja otak mengalami kebuntuan. Seperti ada asap mengepul keluar dari ubun-ubun. Overheat. Panas tenan. Jiaan rasane pengin nguntal menyan. :mrgreen:

Lha, apa pasalnya? Begini…salah satu PC divisi pembukuan kantor mengalami gagal system. Tepatnya ada salah satu software yang crash. Padahal PC itu sudah memakai system operasi Windows 8. Dan rekan kantor meminta gue buat ganti aja ke Windows XP. Sampai disini gue pikir no problemo. πŸ˜€

Masalah bermula dari awal proses instalasi downgrade ke Windows XP tesebut. Setelah gue masukin CD installer, lha malah keluar blue screen. Asal tau aja, problema blue screen ini kadang sangat menjengkelkan dan bikin esmosih. πŸ˜€ Dan itu berlangsung terus menerus. Berbagai trik udah gue coba. Dari banting monitor ame ngemut keyboard. Dari scan virus ame copot pasang beberapa hardware tetep aja ter display blue screen. Tepok jidat tenan. :mrgreen:

XP Installer

Dalam kebuntuan, gue pun mengontak kawan lama yang udah biasa mainin beginian. Dan problem pun terjawab. Ternyata,,,memang khusus untuk downgrade OS ada parameter yang perlu disetting terlebih dulu via bios. Oalaaah…ya pantes kalo gitu. πŸ˜€ Penjabaran secara ilmu teknologi gue ga paham, kenapa bisa begitu… hanya secara teknisnya bisa di praktek kan sebagai berikut:

1. Masuk BIOS dengan menekan tombol del secara berulang-ulang bersamaan dengan saat kompi dinyalakan.

2. Klik tab Advanced-Sata Configuration. Kemudian pilih opsi IDE.

XP Installer 3

3. Save dan EXIT.

Setelah gue ikutin langkah settingan diatas dan…taraaaaaa… πŸ˜€ Prosesi intall downgrade Windows XP pun berjalan lancar jaya. πŸ˜€

XP Installer 2 XP Installer 1
Jika ada yang iseng nanya,

“Bro, kalo buat laptop bisa ga pake trik diatas?”

Mungkin bisa. Soale gue sendiripun blom pernah coba sih. πŸ˜€ Hanya saja menurut penerawangan…kebanyakan laptop sekarang ini sudah mengusung OS Windows Vista dan sejenisnya termasuk Windows 8. Ini dibekali dengan AHCI yang tidak mengenali IDE pada hard disk. So…bagi Laptop’ers yang sudah kadung cinta mati ama XP dan kepingin ganti OS, bisa dicoba deh. Coba kan ga bayar πŸ˜€ Masalah hasil…kembali kepada amal dan perbuatan masing masing. πŸ˜€

Demikian artikel sederhana ini, semoga bermangfaat dan kompi tetep membawa berkah. πŸ˜€ Β Ciaaoooo….

(Review Product) Yamalube Carbon Cleaner…Untuk Performa Optimal.

Tak terasa akan menginjak awal tahun ke delapan, kebersamaan gue dengan Sakawuni. Sengaja motor gue namain demikian bukan tanpa sebab. Entah mengapa gue agak sedikit terobsesi dengan karakter Sakawuni dalam epic sandiwara radio Tutur Tinular besutan S.Tidjab. Lugas, dan sedikit liar, namun welas asih dan suka menolong kaum tertindas. πŸ˜€ Β Dan karakter itulah yang gue rasa cucok dengan motor bebek tunggangan gue ini. Responsif dan meledak ledak. Khas overstroke.

Sakawuni inilah teman yang selalu setia menemani segala kegiatan dan keperluan gue selama ini. Ke kantor, antar anak sekolah, antar kanjeng mami ke pasar atau sesekali kuajak touring lintas kota Jabodetabek. Bahkan dalam beberapa kesempatan malah kuajak mudik ke kampung. Lengkap dengan wira wiri di seputaran Sindoro Sumbing. Perlakuan gue ke Sakawuni ini biasa saja cenderung kalem. Hanya kadang-kadang Sakawuni ini pernah gue perkosa dengan semena-mena. Bayangkan…gue pernah menjambak Sakawuni ini pada gear 2 sampai kecepatan 70km/jam. Alhasil doi teriak overlimit. Kejam banget ya gue. πŸ˜€

Sakawuni ini gue biarkan saja apa adanya. Orisinil. Standard. Gue emang ga minat dan tertarik buat oprek-oprek motor mendongkrak performa atau apapun bau modifikasi. Gue biarin alami aja. Modifikasi paling Β ekstrim yang pernah gue lakuin yakni menempelkan stiker motoGP dan ganti tutup pentil ala misil. Itu doang. Dan itu sudah cukup menambah sugesti gue, kalo Sakawuni tetaplah gesit dan lincah. πŸ˜€ Dan sudah menjadi kewajiban gue ke Sakawuni untuk selalu ganti oli secara berkala dan minum oplosan. Bukan oplosan ciu campur tape bro, πŸ˜€ Terkadang pertamax, tak jarang pula premium kalo lagi tanggung bulan. πŸ˜€
Hingga tanpa gue sadari sekarang odometer motor sudah nangkring di angka 62323. Angka yang lumayan panjang. Angka yang jika ditarik garis lurus kurang lebih 4 kali pulang pergi jarak Jakarta ke Mekah. Artinya sudah 4 kali pula Sakawuni naik haji. :mrgreen:

YCC 1

Property apapun yang kita gunakan tentunya membutuhkan perawatan secara murni dan konsekuen berkala dan kontinyu. Agar performa tetap terjaga. AC saja tanpa kita bersihkan dan rawat akan menjadi barang tak berguna. Pun demikian dengan motor gue.
Seorang teman menyarankan agar gue pake produk penjaga stamina motor. Semacam vitamin, katanya. πŸ˜€ Awalnya gue agak sangsi, namun apa salahnya gue coba. Dan do’i menunjuk satu produk yakni Yamalube Carbon Cleaner. Produk ini (katanya) ampuh membersihkan kerak-kerak hasil sisa pembakaran. Wah, ini dia, pikir gue antusias. Terlebih dengan cara pakai yang sangat gampang. Tinggal lhep. Tinggal tuang di tangki motor, dan biarkan cairan ini bekerja. Tak pake lama, gue pun mendapatkan barang itu. Dengan bahan bakar full tank, gue cekokin Sakawuni dengan sebotol Carbon Cleaner itu. Makglegeg. πŸ˜€

 

YCC

Trus testimoninya bijimane? Instantly gue belom dapet feel apapun dari pasca pemakaian produk itu. Baru setelah pemakaian full tank BBM motor gue habis, perlahan bisa gue rasakan bedanya. Tarikan motor bisa gue rasakan menjadi enteng dan responsif, terindikasi dari mudahnya rpm mencapai peaknya. Setiap perpindahan persneling, tenaga motor terasa berisi. Pokoke nendang. Alhasil untuk mencapai limiter tak butuh waktu lama. Jiiaaaan mantep tenan coooyyy… πŸ˜€

Jika ada yang iseng nanya, “motor gue kan bikinan pabrik sebelah tuh, bisa ga kalo gue pake Yamalube Carbon Cleaner itu bro?” (Masih menurut temen gue itu), “ga majalah bro, motor apapun bisa, mau motor bikinan Hongkok kek, Arab kek, metik, sepot atawa bebek”. Pendeknya produk ini terbuka dikonsumsi semua motor lintas pabrikan, tak memandang kasta dan derajat motor. Cucok lah kalo begetooohh… πŸ˜€

Pun, jika ada yang nanyain, “trus, cara kerja Carbon Cleaner ini bijimane sih, bro?” “Trus, ane musti pake pertamax atawa Premium jika mau dicekokin Carbon Cleaner itu bro?” “Trus kerak-kerak yg berhasil dilunturkan dari ruang bakar larinya kemane dong?”

pistonseizeda

Penjelasan singkatnya begini:

1. Tuangkan 1 botol Carbon Cleaner dengan 3-4 liter bahan bakar. Pas banget takaran tersebut dengan motor metik dan bebek yg kebanyakan bertangki BBM dengan kapasitas 3 atau 4 liter. Untuk motor sport, sampeyan butuh 2 botol Carbon Cleaner, secara kapasitas BBM motor batangan ini lumayan besar.

2. Selama pemakaian Carbon Cleaner ini, usahakan sesekali sampeyan tarik gas secara penuh. Full throttle. Dan jangan kaget jika sampeyan mendapati asap hitam mengepul dari knalpot. Itu pertanda bahwa cairan sedang on progress, bekerja maksimal merontokkan kerak-kerak yang bersemayam pada ruang bakar.

3. “Trus apakah gue musti pake ni produk tiap isi BBM, bro?” Anjuran penggunaan Carbon Cleaner ini untuk pemakaian setiap 3000km. Itu udah recomended dari pabrikan. Jadi sampeyan ga perlu menambahkan cairan ini tiap isi BBM. Bisa jadi akan mubazir.

4. Pemakaian Carbon Cleaner menggunakan Pertamax atau Premium? Sebelumnya kita musti tau dulu sifat, karakter dan jenis kedua BBM familiar ini. Secara garis besar kedua jenis ini sama, hanya untuk Pertamax adalah jenis Premium yang sudah di beri additive. Ada zat tambahan khusus. Additional chemical ini yang menyebabkan tarikan motor menjadi berbeda jika dibandingkan dengan Premium biasa. Itulah salah satu alasan kenapa jenis Pertamax biasanya lebih mahal. Dari sini tentu sampeyan bisa memutuskan mana yang terbaik untuk pemakaian pertama dengan Carbon Cleaner ini.

5. Yang perlu di ingat yakni, bahwa Carbon Cleaner ini BUKAN untuk menambah kecepatan motor, melainkan mengembalikan power motor seperti semula. Restorasi gitu deh. πŸ˜€ Seperti kita ketahui bahwa dalam perjalanan proses pembakaran, tentunya meninggalkan residu dan endapan dalam ruang bakar yang lambat laun akan bertumpuk membentuk kerak hitam. Ini salah satu biang kerok yang mengakibatkan performa motor menjadi loyo dan ngempos. Dan juga salah satu sebab yang mengakibatkan motor menjadi boros BBM.

Demikian review singkat dari pemakaian Yamalube Carbon Cleaner ini. Semoga bermanfaat dan motor semakin membawa berkah.

Pungkasan…review singkat ini tidak manjur dan berguna bagi biker yang fanatik dengan merek tertentu. πŸ˜€ Ciaooo…. πŸ˜›

Pulang Kampung… (Misteri Pulang dan Pergi)

 

Fajar menyeringai, pagi berseri cerah mengawali hari. Udara dingin berangin masih belum enyah dari penghujung Agustus. Logikanya ini masih di musim kemarau, tapi sesekali hujan tanpa permisi datang juga mengguyur tanah. Melunturkan debu di dedaunan. Cuaca akhir-akhir ini memang susah diprediksi. Hujan datang kadang tak pasti. Sesuka hati.

Saya masih di depan pawon (tungku perapian) sekedar menghangatkan badan dan menikmati secangkir kopi panas, ketika handphone saya berdering diatas meja. Walau agak malas, tak urung saya pun menyapa suara hallo di seberang. Seorang kolega menanyakan kapan kembali ke kota. Aah…baru saja saya menginjak kan kaki kembali di bumi tumpah darah, pikir saya. Segera setelah urusan saya di kampung selesai. Begitu jawaban saya. Singkat, padat dan jelas. Jelas jawaban itu mengisyaratkan bahwa saya tak berminat berlama-lama dan ingin secepatnya menyudahi pembicaraan dengan kolega saya. Agaknya kolega saya pun maklum. Setelah ber tengkyu ria, do’i pun menutup pembicaraan.

mudagrafika for wordpress mudik 7

Pawon itu masih membara. Membakar kayu-kayu. Bara panasnya mendidihkan air di ketel. Masih seperti bertahun-tahun sebelumnya, simbok saya dengan telaten menjerang air, menanak nasi dan mematangkan sayur. Pawon itu masih nyaris sama bentuknya ketika saya meninggalkan kampung. Memang ada sedikit gompal dan retak disana sini. Maklumlah pawon itu terbuat dari tanah merah yang diliatkan kemudian dikeraskan. Mungkin terantuk kayu bakar atau wajan yang salah taruh, pikir saya. Dan kini pawon itu masih tegar ditempat semula. Siap melaksanakan tugas. Sesekali tangan saya menambahkan kayu baru ketika nyala api agak redup. Ada kegairahan tersendiri ketika melihat nyala api semakin membesar.

Pawon itu masih tampak sederhana, tapi pawon itu tetaplah barang berharga buat keluarga kami. Di Pawon inilah tempat kami sekeluarga mendiskusikan bila ada hal-hal penting. Jika ada sanak saudara berkunjung dan bermalam, maka pawon lah tempat yang potensial merekatkan jalinan kekerabatan. Lengkap dengan the panas dan gula merah. Bersamaan dengan bunyi kokok ayam di pagi buta, almarhum bapak adalah orang pertama yang menyalakan api permulaan. Kemudian disusul simbok yang bergegas menyiapkan segala keperluan anggota keluarga. Dan seluruh ritme kehidupan keluarga ini berawal dari nyala api di pawon ini.

Saya meneguk kopi panas. Tepatnya menyeruput. Terlalu bernyali jika saya menenggaknya panas-panas. Tiba-tiba saya dihinggapi perasaan benci tapi rindu. Rindu tapi benci. Sebentuk romantisme yang membelenggu, khas rasa yang bersemayam di jiwa yang sedang terpanah asmara.

mudagrafika for wordpress mudik 8

Semua berawal dari kota. Semua hal apapun tentang kota…hanya semakin menegaskan bahwa betapa sangat indahnya kembali ke desa. Hanya dengan pergi, kita akan merasakan betapa bermaknanya pulang. Itulah kenapa mendadak saya terpaksa maklum dengan saudara saudara kita yang tetap berjuang mengupayakan agar tetap bisa mudik. Tak peduli walaupun harga tiket transportasi menjadi melambung tinggi menjelang tradisi tahunan itu. Tak peduli meski bertransportasi sendiri dengan bermotor, menyabung nyawa mengorbankan faktor safety.

Semua hal tentang kota…semakin membuat cara pandang kita tentang desa menjadi lebih berharga. Kokok ayam di pagi hari, suara jangkrik dan serangga malam adalah nyanyian alam yang membuat rindu. Saya ga bisa merasakan perasaan gaib ini justru tatkala saya masih tinggal di kampung. Semua berlalu begitu saja. Betapa suara kokok ayam ini kini begitu saya nikmati syahdu sekali. Kini semua gambaran wajah desa sepenuhnya adalah potret mahal yang tidak akan saya temui di kota. Pendeknya setiap denyut nadi kehidupan kampung bisa saya rasakan detaknya. Bapak-bapak yang masih setia menenteng sabit dan memanggul pacul. Anak-anak yang masih menyapa malu-malu kemudian lari adalah hal yang membuat senyum. Di kota, walaupun ada tetangga yang memelihara ayam dan seringkali berkokok, saya menganggapnya sebagai hal yang biasa. Ga ada chemitsry. Biasa saja.

Inilah pentingnya membuat sudut dan jarak pandang. Sama seperti gunung di kejauhan yang nampak biru, anggun dan mempesona. Padahal jika didekati, segala keanggunan gunung terbentuk dari beberapa gundukan bukit, pepohonan yang tidak sama tinggi dan jenis, serta ngarai ataupun jurang. Sama seperti dua saudara yang berdekatan. Sangat bisa jadi kekerabatan akan terisi dengan pertengkaran dan silang sengketa. Namun keharuan dan kerinduan serta bahkan perasaan kehilangan akan terpancar jika saudara berjauhan. Tepat seperti penggalan sebuah lagu…Kucinta dirimu namun kubenci hadirmu.

Jika separuh hati saya berisi kerinduan, maka separuhnya lagi bersemayam kebencian. Saya benci kenapa saya mesti harus meninggalkan kampung ini dulu. Kemiskinan adalah biang keladinya. Walaupun nyaris mustahil saya bertahan mengutuk keadaan, toh penghidupan yang baik memang harus diupayakan. Sebagaimana diketahui Tuhan menciptakan semua didunia ini saling berpasang-pasangan. Ada hal yang dirasa bertentangan tapi saling membutuhkan. Bagaimanapun takutnya kita akan kegelapan, toh malam akan datang juga mengganti siang. Apa jadinya jika sepanjang masa berisi siang saja. Tentu kita tidak akan bisa merasakan indahnya purnama menyinari. Saya benci ketika saya tepat di kerinduan ini, secepatnya saya harus kembali. Tapi memang begitulah rumus kehidupan. Semua hal yang bertentangan tadi menjadikan hidup ini lebih berwarna.

Akhirnya saya menyadari bahwa itulah misteri pulang dan pergi itu.

Pesan Dalam Sekarung Beras.

“Mas, ada titipan dari kampung. Kalau sempat, nanti diambil ya”

Sebuah pesan singkat sukses mendarat di hape saya. Tak biasanya saya mendapat kiriman atau titipan dari keluarga di desa. Selama ini komunikasi saya dan keluarga biasanya lewat handphone. Dulu…sebelum hape merajalela seperti sekarang ini…untuk sekedar mengabarkan salah seorang anggota keluarga yang meriang atau batuk pilek saja, keluarga dirumah musti datang ke wartel yang jaraknya lumayan jauh di kota kecamatan. Atau sesekali lewat surat, hanya untuk menanyakan, “Piye kabare? Nek ora krasan ning Jakarta…mulih wae yo”

Kini, teknologi sudah menyentuh sendi-sendi interaksi manusia. Betapa mudahnya dan sering bagi saya menelepon keluarga dikampung hanya untuk sekedar iseng menanyakan, “mbok, masak apa hari ini?” Atau, “kambing kita berapa?” Dan aneka pertanyaan tak penting dan remeh lainnya.

Hmm…ada apa gerangan? Namun, apapun bentuk kiriman, titipan atau paketnya sungguh telah membuat saya bertanya-tanya dan mengundang penasaran.

 

Singkat kata dan pada akhirnya…kiriman itu sudah ada dirumah saya. Tepat di hadapan saya. Sejurus saya tertegun. Sekarung beras. Kemudian beras itu saya letakkan begitu saja. Posisinya yang visionable seakan membuatnya menjadi point of view. Dari sudut manapun. Saat hendak ke dapur ataupun keruang depan saya pasti melewati sekarung beras itu. Sampai disini perasaan saya masih biasa saja. Yah, saya pikir, toh hanya beras. Tidak lebih.

Hingga pada suatu malam…

Saya duduk di sofa ruang tamu. Menikmati kopi. Sudah menjadi kebiasaan, anak dan istri saya sudah tertidur selepas Isya’. Jadi saya ngopi hanya sendiri saja.

Menikmati kopi sembari ngudud adalah wajib. Menikmati kopi tanpa permainan penerawangan hati dan pikiran adalah mustahil buat saya. Alhasil pikiran saya mengembara menembus dimensi ruang dan waktu. Sesekali pikiran mengajak saya kembali ke masa masa kecil di kampung. Masa kecil yang sebagian saya habiskan dengan makan nasi jagung dan rebung. Tak lama pikiran mengundang saya mengenang teman teman sekolah dulu. Teman sekolah dulu ada yang sekarang menjadi anggota Polri, bahkan hampir pernah menilang saya di daerah Kebayoran Lama. Teman sekolah yang beberapa diantaranya bahkan sudah meninggalkan dunia ini. Helaan nafas saya seperti hendak menyimpulkan, aah…sudahlah. 😦 Betapa cepatnya waktu berlalu.

Hingga tanpa sengaja mata saya bersirobok, seakan seperti beradu pandang dengan sekarung beras itu (lagi). Saya memandangnya lebih dalam. Lebih dalam lagi. Mendadak seperti ada sesuatu perasaan bergolak di hati saya. Antara kesedihan dan keharuan lebur menjadi satu dan sukses mengaduk aduk perasaan saya. Saya masih bisa merasakan (dan dipaksa untuk merasakan kembali) bahwa untuk mendapatkan sekarung beras itu, melewati proses yang tidak mudah dan melelahkan. Dan pengembaraan pikiran saya mulai berganti.

Dulu…kemiskinan kami memang menyedihkan. Sawah yang di garap hanyalah sawah garapan dengan durasi yang bisa saja berubah sewaktu-waktu oleh sang pemilik. Sawah garapan yang oleh orang tua dikelola dengan cucuran keringat seperti tak kenal lelah. Sawah garapan yang memaksa kami seakan seperti hendak pindah rumah, karena sawah garapan itu berada di kampung sebelah. Pagi buta bapak dan ibu saya sudah berangkat dan pulang selepas Magrib. Melewati jalan setapak menembus luas dan lebatnya belukar perbukitan hutan jati. Menjumpai kawanan babi hutan atau menjangan liar adalah hal biasa.

Musim kemarau adalah keadaan terberat buat kami. Saat sumber air menipis dengan sawah yang harus tetap terairi adalah perjuangan penuh uji nyali. Sumber irigasi utama yang mengairi sawah kami dan juga yang lain berada tepat di tengah-tengah pekuburan kampung setempat. Itupun kadang sawah kami tak kebagian air secara penuh. Kami kalah cepat dengan petani setempat. Malam hari adalah saat yang memungkinkan agar sawah kami tidak kekeringan. Tak jarang kami pun menginap di sawah dengan gubuk seadanya.

Ah, kemiskinan kami memang kelam. Kemiskinan kami bagi yang melihatnya seharusnya melahirkan empati. Tapi siapa yang peduli? Sebagian besar penghuni kampung didera persoalan yang nyaris sama. Kadarnya saja yang berbeda. Empati yang terpaksa dikelola secara tersembunyi karena terbentur kondisi. Kemiskinan yang anehnya kami sendiri begitu menikmati. Kemiskinan malah membuat kami bisa merasakan makan singkong rebus bisa menjadi senikmat kentaki. Kemiskinan membuat kami merasa tidak susah untuk berbagi. Berbagi apa saja, karena itulah energi dari kemiskinan kami. Berbagi materi dalam kemiskinan kami adalah mustahil. Berbagi tegur sapa, salam dan suasana damai itulah yang kami bisa. Kemiskinan membuat kami terbiasa berkeringat lebih deras. Kemiskinan membuat kami senantiasa terjaga untuk tetap memastikan nyala api perjuangan tidak padam. Kemiskinan kami memang menyedihkan, tapi tidak hina. Kami bahkan merasa tidak kalah hormat dalam kemiskinan jika dibanding dengan para pejabat pengemplang uang rakyat!

Tanpa saya sadari mata saya berkaca kaca. Terlebih sekarang ini, simbok berjuang hanya ditemani adik perempuan saya. Kurang lebih sewindu yang silam bapak pergi meninggalkan kami untuk selama-lamanya. 😦

Saya masih menatap sekarung beras itu. Mencoba mengurai adakah pesan pesan yang mungkin bisa saya rangkaikan.

Seharusnya saya merasa tersinggung. Betapa saya sekarang masih dianggap sebagai penghuni desa tertinggal. Bahkan untuk menyambung hidup di Jakarta ini saya perlu dikirimi beras dari kampung. Ah, tidak! Saya tak bisa tersinggung begitu saja. Jangan! Karena itu berarti bibit kesombongan mulai tumbuh di hati saya. Susah payah saya menetralisir perasaan.

Syukurlah, ternyata saya berada disudut pandang yang keliru. Saya hanya sedikit merubah sudut pandang saja dan perlahan kegaiban perasaan itu saya rasakan. Sekarung beras itu seperti mengisyaratkan selaksa kasih yang tak berujung. Kasih seorang ibu yang tak lapuk oleh jarak waktu. Kasih yang hanya memberi tak berharap menanti. Betapa saya masihlah seorang anak dari ibu yang melahirkan saya. Mendadak saya merasa bersalah. Berkali kali saya mengabaikan telepon dari kampung dengan alasan sibuk dan keesokan harinya saya terlupa untuk menelpon balik. Sekarung beras itu seperti hendak menegaskan bahwa bagaimanapun keadaannya, kasih ibu itu nyata dan tak tergantikan. Perlahan saya peluk sekarung beras itu dengan perasaan mengharu biru.

Bahwa dalam setiap butir padi adalah perwujudan penuh harap dari tetesan keringat dan do’a, lengkap dengan atribut kemiskinan yang melekat. Sekarung beras itu juga seperti hendak menafsirkan bahwa tak mudah mewujudkan harapan. Hanya keyakinan teguh dan perjuangan ekstra keras penuh integritas yang bisa menghadirkannya menjadi nyata. Perjuangan penuh determinasi dan tahan uji.

———————————————-

Saya masih memeluk sekarung beras itu, hingga pada akhirnya saya menyadari, bahwa sekarung beras itu sarat makna.

Fitur-Fitur Sepeda Motor Masa Kini…

Setelah di artikel sebelumnya membahas fitur safety (pada motor jadul) yang dikebiri, (klik) rasanya ga fair jika kita tidak melanjutkan ke topik fitur-fitur sepeda motor masa kini. Ga terbatas pada fitur safety saja, melainkan berbagai macam fitur menyeluruh pada motor masa kini. Fitur yang pada motor jadul kaga ada. Seiring perkembangan roda dua yang sedemikian pesat, pengaplikasian properti berbasis secure, safety dan comfort mutlak dibenamkan.

Wis, ra sah kesuwen…langsung saja kita ke tekape.

1. Cover Muffler.

 

Graphic2dfsfsfsf

Fungsinya sebagai pelindung panas yang dihasilkan oleh sisa pembakaran pada knalpot. Knalpot motor yang merupakan bagian luar motor dan notabene panas…memang beresiko mengenai anggota badan. Kaki terutama. Jelas ini penting. Salah salah betis yang nempel…jiaaaan mak kronyos. :mrgreen:

2. Engine Guard.

Graphic2fasfasdada

Hampir sama dengan yang nempel di knalpot, piranti ini memberi perlindungan dari panas mesin. Bukan peredam panas sebenarnya, hanya semacam properti sebagai batas antara kaki pengendara dengan mesin. Penting. Sehingga panas yang dihasilkan mesin, tidak langsung mengenai kaki rider. Mengendarai motor pelindung mesin, lambat laun bagaikan menginjak bara api…apalagi tanpa sepatu…jiaaan koyo kobong, rasane ra karuan. πŸ˜€

3. Hand grip guard.

Graphic2dsfsdfsdf

Ini bukan untuk gaya-gayaan khas anak muda. Penting bro…Fungsinya menahan grip apabila motor jatuh. Sebagai penahan gas motor dari resiko pelintiran gas secara liar yang dihasilkan dari impact motor jatuh. Penting banget, kan?! Hanya saja, masih ada beberapa varian motor yang belum memakai piranti sederhana ini.

4. Lean Angle Sensor.

Graphic2sdasdasd

Wih, opo iki? Fitur safety yang bekerja secara otomatis jika motor mengalami sudut kemiringan tertentu. Maksude piye? Jelasnya begini…dengan fitur ini, mesin motor akan otomatis mati, jika motor jatuh. Aman kan?! Kita ga perlu gelagapan matiin mesin motor, saat tiba-tiba motor mendadak oleng dan susah dikendalikan. Fitur ini tergolong canggih dan mutakhir. Ga semua motor dibekali fitur ini.

4. Parking lock.

Graphic2 3

Hampir sama dengan hand brake pada mobil. Fungsinya menahan laju (mundur) motor saat berhenti di tanjakan. Diharapkan dengan fitur ini meminimalkan pengendara motor dari kejengkang dengan kaki cekangkangan akibat tak mampu mengendalikan motor yang mundur… makregadhak. πŸ˜€

5. Secure key.

Graphic2 1

Dari namanya, ini memang bukan fitur safety, tapi fitur keamanan. Fitur ini diharapkan menimalisir motor dari tindak pencurian. Yang perlu diingat…prinsip kerjanya bukan mencegah, tapi menghambat. Dengan didesain mengcover lubang kunci, para pelaku kriminal ga akan leluasa dalam menggondol motor incaran. Fitur ini penting banget…apalagi, maling biasanya lebih pinter. :mrgreen: ada aja modus operandinya. Sekedar saran sederhana…lengkapi motor dengan kunci ganda.

Graphic2sadadasda

Pada motor bebek tunggangan, yang belum tersentuh fitur secure ini…gue mengakali dengan menambahkan gembok. Karena penempatan gembok pada cakram rem itu udah terlalu mainstream…gue menggemboknya di standar tengah! Alhasil…motor akan diam membisu, didorongpun ga bisa…kecuali digotong beramai-ramai! πŸ˜€

6. ABS.

Apa itu? Antilock Brake System. Fitur safety yang menurut gue masih sebatas impian…jika di applikasikan pada motor massal nan merakyat. Fitur ini selain sangat penting juga canggih. Saking canggihnya…terdapat perbedaan harga yang sangat signifikan antara motor yang pake ABS dengan non ABS. Ga semua motor mengadopsi fitur ini. Fitur ini nemplok biasanya pada motor seperempat liter ke atas…mengingat power dan muntahan tenaga dari motor ber cc besar yang nggegirisi.

Lha, sakjane fungsine opo to, bro? Fitur ini mencegah terjadinya rem mengunci akibat bekerjanya rem secara over capacity. Hard breaking. Tegasnya…pada pemakaian rem secara panic breaking, tekanan mendadak dari master rem pada kaliper akan serta merta mengakibatkan piston mendorong kampas rem dan mengunci piringan perlambatan. Akibatnya bisa ditebak… motor akan nyungsruk. πŸ˜€ Cara kerja fitur ini…dengan menambahkan sensor yang berfungsi mengubah tekanan kaliper menjadi putus-nyambung. Secara simultan…tekanan yang dihasilkan akan membuat disc tidak mengunci. Lebih jelasnya, monggo simak video terlampir…

Mengingat fungsinya yang sangat vital…dalam regulasi otomotif di Eropa sono…semua pabrikan wajib menggunakan fitur ABS pada motor diatas 150cc. Tuh kan?! Terbukti bahwa bule-bule ternyata sangat care dengan property safety. Betapa mereka menyadari…bahwa motor bukan sepeda pancal, yang ngeremnya pun bisa pake sendal… :mrgreen:

7. SSS (side stand switch)

Graphic2 23

Mirip saklar yang fungsinya mematikan mesin saat standar samping diturunkan. Dengan kata lain…fitur ini mencegah motor hidup saat standar samping masih on parking.

Sifat pelupa kita itu memang udah bawaan. Mengendarai motor dengan kelupaan menaikkan standar itu jelas bahaya…salah-salah, kita bisa kejengkang. :mrgreen: Hanya sayangnya… dengan fitur ini kita ga akan mendapati orang-orang baik yang menyempatkan diri berteriak “Bang, standarnya bang!”

Gue pernah punya pengalaman menggelitik, sampai sekarang kalo ingat masih akan bisa tersenyum simpul πŸ˜€ Tentang standar samping. Jauh di kampung…berboncengan dengan teman dan melewati hutan karet, gue dikejar ama pengendara motor. Gue pikir doi rampok. Bahaya tenan nih! Karuan aja, gue memacu motor sekuat-kuatnya. Motor tua gue jelas terseok-seok dibanding motor pengejar yang masih nampak baru. Uniknya saat doi berhasil overlap gue…doi bilang “Mas, standare!” sembari nunjuk arah bawah motor gue. Refleks kaki pun menowel standar, sambil tak lupa bilang, “Suwun, kang” diiringi dengan lambaian tangan brotherhood. Ya…beberapa orang baik yang kadang rela bersusah payah, hanya sekedar mengingatkan kita…tentang keselamatan.

8. ISS (Idle Stop Switch)

Graphic2dsfsfsfs

Opo kuwi? Fitur ini membuat mesin motor mati secara otomatis jika throttle gas tidak terbuka dan kitiran rpm tidak jalan selama beberapa detik. Fitur ini lumayan maknyus jika kita sering terjebak kemacetan atau pas di lamer. Dengan menekan tombol ISS sebelumnya, saat di antrian traffic light, motor akan mati dengan sendirinya. Canggihnya…kita tak perlu pencet electric starter lg buat ngehidupin motor, cukup buka tarikan gas maka motor pun akan menyala kembaali. Dengan fitur ini diharapkan pemakaian bbm bisa menjadi lebih hemat. Keren kan?!

8. ABS

Opo iki? Answer Back System. Semacam alarm dengan remote sebagai pemicunya. Fitur ini memudahkan kita mengenali dan menemukan motor saat parkir. Saat di tempat terbuka yang motor pada bejibun berparkir, kita kadang kelupaan dengan tempat parkir motor kita semula. Cukup tekan remote, maka piranti pada motor ini akan bekerja dengan mengeluarkan suara dan kedipan lampu. Keren kan?!

So, pasti…kita tidak akan clingak-clinguk mencari motor di keramaian parkiran. πŸ˜€ Monggo simak video berikut ini yang saya angkut dari official site nya Kang Haji TMC

9.Β Safety Starter.

Graphic2sdasdada

Fitur ini membuat motor ga akan hidup tanpa melakukan tindakan pada piranti tertentu terlebih dahulu. Pada metic, motor baru mau hidup jika kita menekan tuas rem…depan atau belakang. Sedangkan pada motor ber persneling, motor ogah nyala saat kondisi persneling tidak dalam posisi idle atau netral. Fitur ini penting…untuk menghindari motor jumping atau salto saat motor dinyalakan.

Dan gue punya pengalaman yang sungguh hina bin nista tentang hal ini. πŸ˜€ Saat hendak memboncengkan istri tercinta…belum sepenuhnya pant*t nemplok di jok motor, gue menyalakan motor. Celakanya, pas gue tekan starter, persneling 1 masuk tanpa gue sadari…dan makpecodol. :mrgreen: Motor serasa dijambak setan. Lompat trengginas. Karuan aja kanjeng mami kejengkang dengan sempurna. Malamnya gue panggil dukun urut…dan tragisnya…selama sepekan gue diganjar dengan lirikan mata kanjeng mami yang seperti hendak menghakimi. :mrgreen: So…selalu netral kan persneling saat hendak menyalakan motor. Serius.

10. Charger.

Graphic2

Sekarang kita hidup dijaman, dimana komunikasi digital seperti hampir menjadi kebutuhan pokok, selain pangan, sandang dan papan. Informasi dan interaksi sosial cukup dalam genggaman. Tak pelak, kelangsungan hidup ponsel tetap harus terjaga. Fitur ini menjawab kebutuhan diatas. Hape lowbatt, tinggal colok di motor kita. Wah, ajaib kan?! Jika sudah sedemikian gampangnya…bukan tidak mungkin motor masa depan akan dijejali fitur modem atau bahkan wifi serta bluetooth. Wis jiaaan…kantor bisa pindah di jok motor nih… πŸ˜€

11. Music mp3

Graphic2 355

Ini fitur kenyamanan. Belum teruji secara safety. Fitur dimana motor udah dibenamkan mp3 player. Tinggal pencet…kita udh bisa ajeb-ajeb, geleng-geleng dijalan. πŸ˜€ Tapi, rasanya secara pribadi gue kok agak gimana gitu ama fitur ini. Ga septi pisan euy… :mrgreen: Tapi untungnya, fitur ini nempel pada motor pabrikan kelas dua…dimana produk-produknya kurang dilirik konsumen, sekedar meramaikan pasar roda dua tanah air. Entah apa jadinya jika fitur ini diaplikasikan pada motor rakyat keluaran pabrikan besar semacam Honda atau Yamaha. Bisa jadi, kita akan gampang menjumpai biker yang geleng-geleng dijalanan dan pasukan joget bertebaran dimana-mana. πŸ˜€

=========================================================================

Itulah beberapa fitur-fitur pada sepeda motor sekarang ini. Teknologi memang terus berkembang dan pengaplikasian pada motor juga akan mengalami perubahan. Tentunya dengan kemajuan teknologi, selain manfaatnya yang tak terbantahkan, motor juga bisa menjadi sahabat yang saling melengkapi. Motor yang sehat dengan fitur-fitur pelengkap yang mumpuni, tentunya membuat pengendara merasa nyaman. So, konsentrasi riding pun minim gangguan. Namun, yang utama dari itu semua adalah adab berkendara.

Seberapapun canggihnya sebuah motor, tanpa dibarengi perilaku berlalu lintas yang beretika adalah sia-sia. Kang Valentino Rossi bilang…”Mental adalah segalanya.”

#salam safety

*some images taken from google search and TMC Blog